Sunnatullah Penyeru Kebenaran

Saudara-saudaraku yang saya cintai karena Allah. Izinkan saya menulis rangkaian terakhir dari bagan kerangka Islam yang Satu.  Ada seorang sahabat nabi bernama Sufyan bin Abdullah ra datang kepada Nabi SAW, dan bertanya,  “Ya Rasulullah, wasiatkanlah  kepadaku tentang Islam, yang mana aku tak perlu lagi bertanya selain engkau setelah itu.”
Kemudian Rasulullah SAW menjawab,“Katakanlah Aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqamahlah (konsisten) kamu terhadap ucapanmu.”
Kunci dari langgeng dan  berhasilnya suatu perjuangan menegakkan suatu nilai terletak  pada apakah para pejuang di dalamnya, konsisten atau tidak.  Banyak kita saksikan, saat masih susah, satu kelompok atau gerakan, sangat solid dan berpadu. Akan tetapi saat sudah mulai eksis, mulai sukses, mulai mendapatkan tempat, maka mulai pula terlihat ketidak konsistenannya. Perselisihan mulai nampak.
Dan Rasulullah saw, memberikan contoh tentang konsistensi dan bentuk istiqamah yang sangat tinggi. Beliau senantiasa dididik dan dibimbing oleh Allah untuk teguh di jalan ini:
فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS: Huud Ayat: 112)
وَلَا تَرْكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (QS: Huud Ayat: 113)
Sungguh, keberuntungan bagi orang-orang yang menjaga konsistensi dan berdiri secara istiqamah. Hanya orang-orang yang Istiqamah dan konsisten dalam Islam, merekalah yang akan mendapatkan pertolongan dan dukungan dari Allah dan para Malaikat-Nya. 

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata " Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka istiqomah/konsisten, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka, seraya berkata “janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian merasa sedih. Dan bergembiralah kalian dengan memperoleh sayaurga yang telah dijanjikan untk kalian. (QS. Surat Fussilat: 30)
نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
Kami-lah pelindung-pelindung kalian di dalam kehidupan dunia dan di akhirat, dan di akhirat (sayaurga) kalian akan memperoleh apa saja yang kalian inginkan dan kalian juga akan memperoleh apa saja yang kalian minta.” (QS. Fussilat: 31)
Setelah Istiqamah terhadap apa yang kita perjuangan. Ada hal penting lain yang tak boleh kita lupakan, yaitu sabar dalam menghadapi berbagai cobaan, cacian, fitnah, pembusukan, pencemaran nama baik, dan sebagainya. Bahkan yang lebih berat lagi adalah, kita perlu menggandakan kesabaran dalam menghadapi godaan kenikmatan duniawi, kedudukan, fasilitas, dan sebagainya.

Karena, ketahuilah saudara-saudaraku yang tercinta, akan ada banyak sekali cobaan dalam memperjuangkan Islam yang Satu, Islam yang tidak membedakan golongan, ras, suku. Seperti yang diserukan oleh nabi-Nya, seperti yang diperjuangkan oleh rasul-Nya, bahkan juga diemban oleh nabi-nabi dan rasul-rasul sebelum Rasulullah SAW. Pasti, siapapun yang menyeru akan diuji. Dan ini menjadi semacam sunnatullah.

Saya mengajak kembali ikhwan sekalian mengingat peristiwa saat Rasulullah SAW pertama kali mendapat wahyu dari Allah. Karena ini merupakan pengalaman pertama bagi beliau, apalagi saat sebelum Malaikat Jibril mendekat kepada beliau tidak dalam bentuk manusia, Rasulullah SAW melihat Jibril dalam bentuk aslinya, Dan sayapnya yang menutupi cakrawala.

Hal yang dahsyat yang baru pertama kali dialami dan dilihat oleh beliau. Ayat pertama turun kepada beliau. Kedahsyatan peristiwa ini beliau tuturkan kepada istrinya tercinta, Sayyidah Khadijah Radhiallahu  anha wa alaihassalaam. Kemudian, Sayyidah Khodijah pun menghibur beliau dengan mengatakan, “Demi Allah, Allah sama sekali tidak akan membiarkanmu dalam kesulitan.  Bukankah engkau adalah orang yang selalu menyambung silaturahim, menghormati tamu, menolong orang yang kesusahan, dan selalu membela kebenaran?!”

Saudara-saudaraku seiman, Sayyidah Khadijah rupanya memberikan dukungan yang lebih tegas untuk lebih meyakinkan lagi, beliau mengajak suaminya bertemu dengan Waraqah bin Naufal, seorang ahli kitab yang shalih yang terhitung sepupu dekat beliau.

Setelah berjumpa dengan Waraqah, Rasulullah SAW pun menceritakan segala apa yang didengar dan dilihatnya. Seketika Waraqah pun berkata, “Itu adalah malaikat yang pernah datang kepada Musa as.”

“Duhai, seandainya aku hidup pada masa yang akan datang, niscaya aku membelamu dengan segenap jiwa ragaku, pada waktu di mana kaummu akan mengusirmu.”
Lalu Rasulullah pun terperanjat dan berkata, apakah kaumku akan mengusirku?
Waraqah pun menjawab lagi, “Ya, tidak ada seorang pun yang mengajak seperti apa yang engkau ajak, melainkan dia akan diganggu oleh kaumnya. Jika saja nanti aku panjang umur, aku akan membelamu dengan segigihnya.”  Tak lama kemudian, Waraqah bin Naufal pun wafat. (HR. Bukhari) 
Ini merupakan gambaran, yang dijelaskan oleh Waraqah bin Naufal tentang rintangan dan gangguan yang akan dihadapi oleh Rasulullah SAW. Apakah kurang baik akhlak Rasulullah? Apakah tidak mulia perangai beliau? Apakah tidak terpuji kepribadiannya? Tetap saja Rasulullah dimusuhi, karena membawa seruan ini. Tetap saja Rasulullah difitnah, karena mengemban risalah ini. Bahkan diusir dari tanah air yang dicintai.

Mari saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran. Akhirnya saya ingin kutip syair yang terkenal dari imam Al-Buushiry. :

استغفرالله من قول بلا عمل
 لقد نسبت به نسلا لذي عقم
امرتك الخير لكن ما ئتمرت به 
وما استقمت فما قولي لك استقم
ولا تزودت قبل الموت نافلة 
ولم اصل سوى فرض ولم أصم

Aku memohon ampun kepada Allah dari ucapan kosong tanpa amal sungguh
Aku menisbatkan hal tersebut seperti mengklaim memiliki keturunan dari orang yang mandul
Kuperintahkan engkau suatu kebaikan yang tak kulakukan 
Diriku ini belumlah lurus, maka bagaimana aku bisa memerintahkan agar engkau menjadi lurus 
Aku tidak berbekal sebelum matiku dengan amalan sunnah
Akupun tidak shalat dan puasa kecuali yang wajib saja 
Semoga Allah SWT selalu memberikan Tauhid dan Hidayah-Nya kepada kita melakukan kebaikan. Amiin ya Rabbal 'Alamiin.


previous article
Newer Post
next article
Older Post

Post a Comment

no

Name

Email *

Message *